Thursday 12 May 2016

ekologi keluarga

EKOLOGI KELUARGA

SEJARAH PERKEMBANGAN

Kajian keluarga telah dimulai sejak tahun 1800-an. Seiring kebutuhan untuk memperbaiki atau menyelesaikan masalah-masalah sosial, seperti dampak peningkatan perceraian, kekerasan rumahtangga, gerakan atau tuntutan hak memilih wanita, dan industrialisasi, maka hal tersebut selain memperkuat pandangan adanya hubungan timbal balik antara keluarga dengan lingkungan sosial, juga mempengaruhi para pembaharu sosial dalam memandang keluarga sebagai dasar kesehatan masyarakat (Thomas dan Wilcox dalam Sussman dan Steinmetz 1987). Fenomena ini sejalan dengan ide “ekologi” yang ditengarai Plato dan Aristoteles dalam konsep mengenai proses pertumbuhan dan perkembangan serta hubungan antara populasi dengan struktur dan stabilitas lingkungan (Duncan 1965 dalam Bubolz dan Sontag 1993).
Ketika Ernest Haeckel, seorang zoologist dari Jerman, mengembangkan ilmu ekologi pada tahun 1860-1870-an, Ellen Swallow Richard juga mengembangkan dan kemudian mengusulkan ilmu mengenai lingkungan yang difokuskan untuk rumah dan keluarga, yang saat itu dinamai home ecology (Bubolz dan Sontag 1993). Lingkup home ecology secara paralel memperkaya dan mengembangkan ruang lingkup ekonomi rumahtangga (home economic), bahkan Richards menjadi pendiri dan Presiden Asosiasi Home Economic Amerika pertama (Klein dan White 1996). Perspektif ekologi keluarga berkembang pada abad ke-19 seiring dengan reformasi sosial, urbanisasi, industrialisasi, perluasan pendidikan umum, dan perhatian terhadap kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Perspektif ekologi keluarga muncul kembali pada tahun 1960-an seiring meningkatnya kesadaran adanya keterkaitan dan ketergantungan antara aksi manusia dan kualitas lingkungan serta perhatian atau minat dalam memandang fenomena keluarga dari perspektif sistem yang bersifat holistik (Bubolz dan Sontag 1993).
Dasar filosofis dan konsepsi bagi banyak teori serta implementasi teori ekologi manusia di keluarga diletakkan Beatrice Paolucci (Hook dan Paolucci 1970 dalam Bubolz dan Sontag 1993); dan kemudian dengan koleganya meletakkan dasar konseptual manajemen dan pengambilan keputusan keluarga dalam membangun kerangka kerja ekologi. Manajemen dan pengambilan keputusan keluarga kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Deacon et al (1988) dalam bukunya “Family Life Management”. Perspektif dan kerangka kerja ekologi dalam keluarga sangat terkait erat dengan ruang lingkup ekonomi rumahtangga (home economic). Sejarah perspektif ekologi dalam home economic menunjukkan sejumlah ide penting yang sesuai dengan teori ekologi keluarga, yaitu: (1) pendekatan yang holistik dan interdisiplin; (2) perspektif berakar dari keilmuan, namun menekankan pada prinsip terapan, metode, dan hasil sains terhadap kegiatan harian; dan (3) pendirinya pada umumnya adalah perempuan dimana ruang lingkup kerja dibangun atas dasar pengalaman, kesadaran, dan perhatian wanita terhadap peran utama mereka yaitu rumah dan keluarga.

PERSPEKTIF EKOLOGI DALAM TEORI KELUARGA

Teori-teori keluarga yang berkembang secara umum menurut Winton (1995) dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu teori kontrol eksternal (external control) dan teori kekuatan manusia (the power of people). Teori kekuatan manusia lebih menekankan kepada kekuatan manusia untuk menciptakan perilakunya melalui kemampuannya dalam berpikir, berinterpretasi, dan memberikan arti kepada dunia; teori pertukaran sosial dan teori interaksi simbolik termasuk ke dalam kategori ini. Sedangkan teori kontrol eksternal memiliki pandangan bahwa manusia lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya, dan yang termasuk teori ini adalah teori perkembangan keluarga, teori struktural fungsional, dan teori konflik sosial. Kedua kategori teori keluarga tersebut secara paralel mengisi dan menumbuhkembangkan perspektif ekologi dalam teori keluarga.
Bagaimana sistem makro seperti ideologi, politik, ekonomi, dan kebijakan pemerintah atau negara berpengaruh terhadap individu dan keluarga pada tingkatan sistem mikro, dan demikian pula sebaliknya? Berbagai kajian berikut ini, merupakan contoh yang dapat menggambarkan hal tersebut.
Pertama, perubahan atau perkembangan politik pemerintah berdampak terhadap kinerja beberapa agen pembentuk karakter anak seperti orangtua, guru, peergroups, pendongeng, dan media massa (Riesman et al 1961). Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap pola interaksi dalam sistem mikro dan mempengaruhi perkembangan kepribadian individu seperti otonomi yang mencirikan kualitas individu dan masyarakat. Dokumentasi yang dilakukan Bronfenbrenner (1970) menunjukkan bagaimana perbedaan ideologi negara di Amerika Serikat dan USSR (sistem makro), berpengaruh terhadap pengasuhan anak di keluarga dan lingkungan masyarakat, yang pada akhirnya berkaitan dengan kualitas individu. Terdapat perbedaan pola pengasuhan yang sangat kontras di kedua negara tersebut, dikarenakan sistem ideologi yang berbeda.
Kedua, ideologi negara mengubah banyak hal kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat melalui beragam kebijakan dan peraturan. Contohnya adalah revolusi Cuba berupa peningkatan akses pendidikan dan peningkatan peran perempuan di sektor publik, diikuti oleh ”Day Care Revolution” serta perubahan pola interaksi dan komunikasi antar suami-istri, orangtua-anak, dan antar anggota masyarakat (Leiner dan Ubei 1978). Pada akhirnya kebijakan peningkatan pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Cuba menyebabkan defungsionalisasi keluarga, yaitu pengambilalihan sebagian fungsi domestik seperti pengasuhan anak yang semula di keluarga, menjadi tanggung jawab publik. Hasilnya ditunjukkan dengan peningkatan TPAKW (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita) lebih dari dua kali lipat dalam rentang waktu yang singkat (1964-1970). Perjuangan kaum perempuan akan keadilan dan kesetaraan gender dalam berbagai bidang kehidupan, telah banyak mempengaruhi pembagian peran antara suami-istri di keluarga dan berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga. Beberapa bidang kehidupan yang mengalami reformasi kesetaraan gender adalah pendidikan, pilihan reproduksi, dan tugas rumah tangga. Demikian halnya dengan revolusi di bidang seksual, dalam bekerja dan perlakuan di tempat kerja, dalam keadilan kriminal dan perlawanan terhadap sexual violence (Kaminer 1990).
Ketiga, dampak lingkungan sosial terhadap kehidupan pribadi manusia dibahas Erich Fromm (1955) dalam bukunya “The Sane Society“ yang mengkaji patologi kenormalan pola perilaku dengan menjawab beberapa pertanyaan mendasar yaitu: dapatkah sebuah lingkungan sosial itu sakit? Apa dampaknya terhadap individuindividu yang hidup di dalamnya? Bagaimana proses perubahan kreativitas individu berubah menjadi perilaku destruktif? Apa makna dan perbedaan antara perilaku rasional dan perilaku irasional? dan Bagaimana alienasi (keterasingan) itu terjadi? Fromm juga menyoroti struktur kapitalisme dan hubungannya dengan karakter manusia, didalamnya membahas perubahan ekonomi dan sosial, perubahan karakter sosial, bagaimana alienasi terbentuk antara sudut pandang struktur sosialekonomi kontemporer dan struktur karakter pada tingkat rata-rata individu.
Keempat, sistem ekonomi negara berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi interaksi orangtua dengan bayi/anak. Data menunjukkan bahwa banyak perbedaan dalam perkembangan emosi sosial anak yang dapat dijelaskan oleh status sosial ekonomi keluarga dibandingkan oleh struktur keluarga (orang tua tunggal vs bercerai) (Kesner dan McKenry 2001 dirujuk Stillman, Appleyard, dan Siebenbruner 2003). Perspektif ekologi mengenai interaksi suami-istri dan interaksi orangtua-bayi, menjelaskan bahwa terdapat faktor ekologi yang membentuk sikap orang dewasa dalam membentuk keluarga. Demikian juga ekologi yang mengelilingi orangtua dipengaruhi faktor-faktor seperti pengalaman masa lalu, ketersediaan hubungan yang mendukung, akses terhadap sumberdaya ekonomi yang memandu dan mempengaruhi pembentukan keluarga, pengembangan hubungan yang sehat, dan perkembangan bayi dan anak-anak.

TEORI EKOLOGI KELUARGA

Pengertian, Dalil Dasar, dan Asumsi

Ekologi keluarga merupakan teori umum yang dapat digunakan untuk mengkaji beragam masalah berkaitan dengan keluarga dalam hubungannya dengan beragam lingkungan. Nilai moral dasar ekologi keluarga terletak pada saling ketergantungan manusia dengan alam, kebutuhan manusia untuk hidup berdampingan satu sama lain, dan kebutuhan untuk hidup lebih baik. Nilai moral dasar tersebut diimplementasikan dalam kemampuan adaptasi, daya untuk hidup (survival) dan pemeliharaan keseimbangan (equilibrium atau homeostasis) untuk meraih kehidupan manusia yang lebih baik.
Teori ekologi keluarga merepresentasikan sintesis berbagai asumsi, konsep, dan proposisi ekologi dalam beragam disiplin; dan sintesis dari teori sistem umum dengan teori home economic. Konsep dalam teori sistem umum merupakan penghubung/jembatan antara perspektif sistem dengan perspektif ekologi. Terdapat beberapa dalil dasar (basic premises) pengaruh teori sistem umum terhadap ekologi keluarga, yaitu:
1.   Ketergantungan seluruh manusia terhadap sumberdaya di bumi. Kesehatan ekologi dunia bukan hanya tergantung kepada keputusan dan aksi negara, tapi juga tergantung pada apa yang dilakukan individu dan keluarga.
2.   Interaksi keluarga dengan lingkungannya membentuk ekosistem. Kesejahteraan individu dan keluarga tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan seluruh ekosistem.
3.   Keluarga menjalankan pemeliharaan atau fungsi ekonomi-fisik-biologis, serta fungsi pengasuhan dan psikososial bagi anggotanya.
4.   Daya juang untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik merupakan landasan dari beragam nilai perilaku manusia. Empat nilai utama yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan hidup manusia adalah (1) kecukupan ekonomi yang membagi manusia kedalam kategori kaya atau miskin; (2) keadilan; (3) kebebasan; dan (4) kedamaian.
Beberapa asumsi penting yang menjelaskan dalil dasar pengaruh teori sistem umum terhadap ekologi keluarga adalah:
1.   Keluarga merupakan bagian dari sistem kehidupan keseluruhan dan berinteraksi dengan beragam lingkungan.
2.   Keluarga merupakan sistem yang adaptif, semi-terbuka, dinamis, dan perilaku serta keputusannya diarahkan oleh tujuan.
3.   Seluruh bagian lingkungan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan alam (fisik dan biologis) menyediakan sumberdaya esensial bagi seluruh kehidupan, dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sosial budaya dan lingkungan yang dibangun manusia (human-built environment).
4.   Keluarga merupakan sistem transformasi energi dan membutuhkan energi tertentu untuk pemeliharaan dan keberlangsungannya, untuk adaptasi dan berinteraksi dengan sistem lain, juga untuk melakukan beragam fungsi kreatif.
5.   Interaksi antara keluarga dengan lingkungan dipandu oleh dua macam aturan yaitu: (1) hukum alam fisik dan biologi, seperti hukum termodinamik; serta (2) aturan yang diturunkan manusia seperti norma sosial.
6.   Lingkungan tidak menentukan perilaku manusia, tapi memberi batasan dan kendala sebagaimana juga menyediakan peluang dan kesempatan bagi keluarga untuk mengoptimalkan pemanfaatannya.
7.   Keluarga memiliki beragam tingkat kontrol dan kebebasan dalam interaksinya dengan alam.
8.   Pengambilan keputusan merupakan proses kontrol utama dalam keluarga yang mengarahkan pencapaian tujuan individu dan keluarga. Secara kolektif keputusan dan aksi keluarga memiliki dampak kepada masyarakat, budaya, dan lingkungan alam.
Penekanan keluarga sebagai sistem membawa kepada pemahaman bagaimana sistem keluarga berjalan serta melaksanakan fungsi dan peran yang diembannya. Sebagaimana sebuah sistem, keluarga terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain, dimana perubahan dalam satu komponen akan mengubah komponen lainnya, untuk mempertahankan sistem senantiasa dalam suatu keseimbangan atau homoestasis. Menurut Von Bertalanffy (1962) sebagaimana diacu Melson (1980), homeostasis merupakan suatu mekanisme pengaturan yang berfungsi untuk mempertahankan sistem.
Sebagai sistem, keluarga berkaitan dengan beragam fungsi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan, oleh karenanya keberlangsungan sistem juga mendapat perhatian dalam beragam kajian. Menurut Talcott Parson (Hamilton 1983; Winton 1995) terdapat empat masalah fungsional utama dalam keberlangsungan sistem yaitu: (1) masalah adaptasi mengacu pada perolehan sumberdaya atau fasilitas yang cukup dari lingkungan luar sistem, dan kemudian mendistribusikannya di dalam sistem; (2) masalah pencapaian tujuan mengacu pada gambaran sistem aksi dalam menetapkan tujuan, memotivasi dan memobilisasi usaha dan energi dalam sistem untuk mencapai tujuan; (3) masalah integrasi mengacu kepada pemeliharaan ikatan dan solidaritas, dan melibatkan elemen tersebut dalam mengontrol, memelihara subsistem, dan mencegah gangguan utama dalam sistem; serta (4) masalah latency mengacu kepada proses dimana energi dorongan disimpan dan didistribusikan di dalam sistem, melibatkan dua masalah saling berkaitan yaitu pola pemeliharaan dan pengelolaan masalah atau ketegangan. Sistem sosial akan hancur atau pecah jika tidak mengelola keempat masalah fungsional tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Berns, R. M. (1997) Child, Family, School, Community. Socialization and Support. Hartcourt Brace College Publishers. Orlando, USA.
Boss, P. G., Willian J. Doherty, Ralph LaRossa, Walter R. Schumm and Suzanne K. Steinmetz (1993) Sourcebook of Family Theories and Methods. A Contextual Approach. Plenum Press. New York & London
Bronfenbrenner, U. (1970) Two Worlds of Childhood US and USSR. Simon and Schuster. New York.
Bronfenbrenner, U. (1979) The Ecology of Human Development. Cambridge MA. Harvard University Press.
Bubolz, M. M., and M. Suzanne Sontag (1993) “Human Ecology Theory” dalam Boss, Doherty, LaRossa, Schumm, and Steinmetz. Sourcebook of Family Theories and Methods. A Contextual Approach. Plenum Press. New York and London.
Capra, Fritjof (tt) Ecology and Community. Center for Ecoliteracy. Berkeley, California.
Conrad, C., and Rebecca Novick (1996) “The Ecology of The Family. A Background Paper for A Family-Centered Approach to Education and Social Service Delivery” dalam www.nwrel.org/cfc/publications/ecology2
Deacon R. E., and Francile M. Firebaugh (1988) Family Resource Management. Principle and Application. 2nd Edition. Allyn and Bacon, Inc. London & Sydney
Dunst, C. J., Carol M. Trivette (1988) “Toward Experimental Evaluation of The Family, Infant and Preschool Program” dalam Weiss, H. B., and Francine H. Jacobs. Evaluating Family Programs. Aldine De Gruyter. New York.
Erich Fromm (1955) The Sane Society. A Fawcett Premier Book, reprinted by arrangement Holt, Rinehart & Winston, Inc. New York.
Hamilton, P. (1983) Key Sociologist. Talcott Parsons. Tavistock Publications and Ellis Horwood Limited. USA.
Kaminer, Wendy (1990) A Fearful Freedom. Women’s Flight from Equality. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. New York.
Klein, D. M., and James M. White (1996) Family Theories. An Introduction. Sage Publications. London.
Leiner, Marvin., and Robert Ubei (1978) Children are Revoluton. Day Care in Cuba. Penguin Books. Middlesex, England.
Melson, G. F. (1980) Family and Environment. Burgess Publishing Company. Mineapolis, Minnesota.
Rice, A. S., and Suzanne M. Tucker (1986) Family Life Management. Sixth Ed. McMillan Publishing Company. New York.
Riesman, D., Nathan Glazer, and Reueul Denney (1961). The Lonely Crowd. Yale University Press. New York.
Saxton, Lloyd (1990) The Individual, Marriege, and The Family. Seventh ed. Wardsworth Publishing Company. Belmont, California.
Stafford, L., and Marianne Dawton (1995) “Parents-Child Communication Within the Family Sistem” dalam Socha, T. J., and Glen H. Stamp. Ed. (1995) Parents, Children, and Communication. Frontier of Theory and Research. Lawrence Erlbaum Associates. Inc. USA.
Stillman, A. Susman, Karen Appleyard, and Jessica Siebenbruner (2003) For Better or For Worse; An Ecological Perspective on Parent’s Relationships and Parent-Infant
Interaction.
Sunarti, E. (2001) Studi Ketahanan Keluarga dan Ukurannya; Telaah Kasus Pengaruhnya Terhadap Kualitas Kehamilan. Disertasi Pada PS Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pasca Sarjana IPB. Tidak dipublikasikan.
Sussman, M. B., and Suzanne K. Steinmetz (1987) Handbook of Marriage, and The Family. Plenum Press. New York & London.
Winton, C. A. (1995) Frameworks for Studying Families. The Dushkin Publishing Group, Inc. Guilford, Connecticut.
Yorburg, B. (1983) Families and Societies. Survival or Extinction ? (revised edition of The Changing Family). Columbia University Press. New York.
Zeitlin, Megawangi, E. M. Kramer, Nancy D. Colletta, E. D. Babatunde, and David Garman (1995) Strengthening The Family. Implications for International Development. The United Nations University Press. Tokyo. 
lihat juga apa sih bisnis glokal
-  makalah ekologi, ekologi manusia dan lingkungan hidup
memahami ekologi keluarga
memahami ekologi manusia dan kesadaran individu

3 comments:

  1. ini tulisan siapa ya ? koq tidak dicantumkan penulisnya.
    Rasanya saya mengenal siapa penulis tulisan ini.

    ReplyDelete
  2. Merkur Futur Adjustable Safety Razor - DACCASINO
    The Merkur Futur adjustable is a perfect fit for men 메리트 카지노 주소 looking to learn and to get started at a lighter, more experienced, and comfortable position. Rating: 5 · ‎4 reviews

    ReplyDelete
  3. Borgata Hotel Casino & Spa Announces $500 Million
    Borgata 경산 출장마사지 Hotel 하남 출장안마 Casino & Spa is marking the first 경기도 출장안마 phase of 광명 출장샵 its five-year extension into the world's largest 군포 출장안마 casino-hotel.

    ReplyDelete