EKOLOGI KELUARGA
SEJARAH PERKEMBANGAN
Kajian keluarga telah dimulai sejak tahun 1800-an. Seiring
kebutuhan untuk memperbaiki atau menyelesaikan masalah-masalah sosial, seperti
dampak peningkatan perceraian, kekerasan rumahtangga, gerakan atau tuntutan hak
memilih wanita, dan industrialisasi, maka hal tersebut selain memperkuat
pandangan adanya hubungan timbal balik antara keluarga dengan lingkungan
sosial, juga mempengaruhi para pembaharu sosial dalam memandang keluarga
sebagai dasar kesehatan masyarakat (Thomas dan Wilcox dalam Sussman dan Steinmetz 1987). Fenomena ini sejalan dengan ide
“ekologi” yang ditengarai Plato dan Aristoteles dalam konsep mengenai proses
pertumbuhan dan perkembangan serta hubungan antara populasi dengan struktur dan
stabilitas lingkungan (Duncan 1965 dalam
Bubolz dan Sontag 1993).
Ketika Ernest Haeckel, seorang zoologist dari Jerman,
mengembangkan ilmu ekologi pada tahun 1860-1870-an, Ellen Swallow Richard juga
mengembangkan dan kemudian mengusulkan ilmu mengenai lingkungan yang difokuskan
untuk rumah dan keluarga, yang saat itu dinamai home ecology (Bubolz dan Sontag 1993). Lingkup home ecology secara paralel memperkaya dan mengembangkan ruang
lingkup ekonomi rumahtangga (home
economic), bahkan Richards menjadi pendiri dan Presiden Asosiasi Home Economic Amerika pertama (Klein dan
White 1996). Perspektif ekologi keluarga berkembang pada abad ke-19 seiring
dengan reformasi sosial, urbanisasi, industrialisasi, perluasan pendidikan
umum, dan perhatian terhadap kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Perspektif
ekologi keluarga muncul kembali pada tahun 1960-an seiring meningkatnya
kesadaran adanya keterkaitan dan ketergantungan antara aksi manusia dan
kualitas lingkungan serta perhatian atau minat dalam memandang fenomena
keluarga dari perspektif sistem yang bersifat holistik (Bubolz dan Sontag
1993).
Dasar filosofis dan konsepsi bagi banyak teori serta
implementasi teori ekologi manusia di keluarga diletakkan Beatrice Paolucci
(Hook dan Paolucci 1970 dalam Bubolz
dan Sontag 1993); dan kemudian dengan koleganya meletakkan dasar konseptual
manajemen dan pengambilan keputusan keluarga dalam membangun kerangka kerja
ekologi. Manajemen dan pengambilan keputusan keluarga kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh Deacon et al (1988) dalam bukunya “Family Life Management”. Perspektif dan kerangka kerja ekologi
dalam keluarga sangat terkait erat dengan ruang lingkup ekonomi rumahtangga (home economic). Sejarah perspektif
ekologi dalam home economic
menunjukkan sejumlah ide penting yang sesuai dengan teori ekologi keluarga,
yaitu: (1) pendekatan yang holistik dan interdisiplin; (2) perspektif berakar
dari keilmuan, namun menekankan pada prinsip terapan, metode, dan hasil sains
terhadap kegiatan harian; dan (3) pendirinya pada umumnya adalah perempuan
dimana ruang lingkup kerja dibangun atas dasar pengalaman, kesadaran, dan
perhatian wanita terhadap peran utama mereka yaitu rumah dan keluarga.
PERSPEKTIF EKOLOGI DALAM TEORI KELUARGA
Teori-teori keluarga yang berkembang secara umum menurut
Winton (1995) dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu teori kontrol eksternal
(external control) dan teori kekuatan
manusia (the power of people). Teori
kekuatan manusia lebih menekankan kepada kekuatan manusia untuk menciptakan
perilakunya melalui kemampuannya dalam berpikir, berinterpretasi, dan
memberikan arti kepada dunia; teori pertukaran sosial dan teori interaksi
simbolik termasuk ke dalam kategori ini. Sedangkan teori kontrol eksternal
memiliki pandangan bahwa manusia lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di
luar dirinya, dan yang termasuk teori ini adalah teori perkembangan keluarga,
teori struktural fungsional, dan teori konflik sosial. Kedua kategori teori
keluarga tersebut secara paralel mengisi dan menumbuhkembangkan perspektif
ekologi dalam teori keluarga.
Bagaimana sistem makro seperti ideologi, politik, ekonomi,
dan kebijakan pemerintah atau negara berpengaruh terhadap individu dan keluarga
pada tingkatan sistem mikro, dan demikian pula sebaliknya? Berbagai kajian
berikut ini, merupakan contoh yang dapat menggambarkan hal tersebut.
Pertama,
perubahan atau perkembangan politik pemerintah berdampak terhadap kinerja
beberapa agen pembentuk karakter anak seperti orangtua, guru, peergroups, pendongeng, dan media massa
(Riesman et al 1961). Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap pola interaksi
dalam sistem mikro dan mempengaruhi perkembangan kepribadian individu seperti
otonomi yang mencirikan kualitas individu dan masyarakat. Dokumentasi yang
dilakukan Bronfenbrenner (1970) menunjukkan bagaimana perbedaan ideologi negara
di Amerika Serikat dan USSR (sistem makro), berpengaruh terhadap pengasuhan
anak di keluarga dan lingkungan masyarakat, yang pada akhirnya berkaitan dengan
kualitas individu. Terdapat perbedaan pola pengasuhan yang sangat kontras di
kedua negara tersebut, dikarenakan sistem ideologi yang berbeda.
Kedua, ideologi
negara mengubah banyak hal kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat melalui
beragam kebijakan dan peraturan. Contohnya adalah revolusi Cuba berupa
peningkatan akses pendidikan dan peningkatan peran perempuan di sektor publik,
diikuti oleh ”Day Care Revolution”
serta perubahan pola interaksi dan komunikasi antar suami-istri, orangtua-anak,
dan antar anggota masyarakat (Leiner dan Ubei 1978). Pada akhirnya kebijakan
peningkatan pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Cuba
menyebabkan defungsionalisasi keluarga, yaitu pengambilalihan sebagian fungsi
domestik seperti pengasuhan anak yang semula di keluarga, menjadi tanggung
jawab publik. Hasilnya ditunjukkan dengan peningkatan TPAKW (Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Wanita) lebih dari dua kali lipat dalam rentang
waktu yang singkat (1964-1970). Perjuangan kaum perempuan akan keadilan dan
kesetaraan gender dalam berbagai bidang kehidupan, telah banyak mempengaruhi
pembagian peran antara suami-istri di keluarga dan berpengaruh terhadap
keberfungsian keluarga. Beberapa bidang kehidupan yang mengalami reformasi
kesetaraan gender adalah pendidikan, pilihan reproduksi, dan tugas rumah
tangga. Demikian halnya dengan revolusi di bidang seksual, dalam bekerja dan
perlakuan di tempat kerja, dalam keadilan kriminal dan perlawanan terhadap sexual violence (Kaminer 1990).
Ketiga, dampak
lingkungan sosial terhadap kehidupan pribadi manusia dibahas Erich Fromm (1955)
dalam bukunya “The Sane Society“ yang
mengkaji patologi kenormalan pola perilaku dengan menjawab beberapa pertanyaan
mendasar yaitu: dapatkah sebuah lingkungan sosial itu sakit? Apa dampaknya
terhadap individuindividu yang hidup di dalamnya? Bagaimana proses perubahan
kreativitas individu berubah menjadi perilaku destruktif? Apa makna dan
perbedaan antara perilaku rasional dan perilaku irasional? dan Bagaimana
alienasi (keterasingan) itu terjadi? Fromm juga menyoroti struktur kapitalisme
dan hubungannya dengan karakter manusia, didalamnya membahas perubahan ekonomi
dan sosial, perubahan karakter sosial, bagaimana alienasi terbentuk antara
sudut pandang struktur sosialekonomi kontemporer dan struktur karakter pada
tingkat rata-rata individu.
Keempat, sistem
ekonomi negara berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi interaksi orangtua
dengan bayi/anak. Data menunjukkan bahwa banyak perbedaan dalam perkembangan
emosi sosial anak yang dapat dijelaskan oleh status sosial ekonomi keluarga
dibandingkan oleh struktur keluarga (orang tua tunggal vs bercerai) (Kesner dan
McKenry 2001 dirujuk Stillman, Appleyard, dan Siebenbruner 2003). Perspektif
ekologi mengenai interaksi suami-istri dan interaksi orangtua-bayi, menjelaskan
bahwa terdapat faktor ekologi yang membentuk sikap orang dewasa dalam membentuk
keluarga. Demikian juga ekologi yang mengelilingi orangtua dipengaruhi
faktor-faktor seperti pengalaman masa lalu, ketersediaan hubungan yang
mendukung, akses terhadap sumberdaya ekonomi yang memandu dan mempengaruhi
pembentukan keluarga, pengembangan hubungan yang sehat, dan perkembangan bayi
dan anak-anak.
TEORI EKOLOGI KELUARGA
Pengertian, Dalil Dasar, dan Asumsi
Ekologi keluarga merupakan teori umum yang dapat digunakan
untuk mengkaji beragam masalah berkaitan dengan keluarga dalam hubungannya
dengan beragam lingkungan. Nilai moral dasar ekologi keluarga terletak pada
saling ketergantungan manusia dengan alam, kebutuhan manusia untuk hidup
berdampingan satu sama lain, dan kebutuhan untuk hidup lebih baik. Nilai moral
dasar tersebut diimplementasikan dalam kemampuan adaptasi, daya untuk hidup (survival) dan pemeliharaan keseimbangan
(equilibrium atau homeostasis) untuk
meraih kehidupan manusia yang lebih baik.
Teori ekologi keluarga merepresentasikan sintesis berbagai
asumsi, konsep, dan proposisi ekologi dalam beragam disiplin; dan sintesis dari teori sistem umum dengan teori home economic. Konsep dalam teori sistem
umum merupakan penghubung/jembatan antara perspektif sistem dengan perspektif
ekologi. Terdapat beberapa dalil dasar (basic
premises) pengaruh teori sistem umum terhadap ekologi keluarga, yaitu:
1. Ketergantungan
seluruh manusia terhadap sumberdaya di bumi. Kesehatan ekologi dunia bukan
hanya tergantung kepada keputusan dan aksi negara, tapi juga tergantung pada
apa yang dilakukan individu dan keluarga.
2. Interaksi
keluarga dengan lingkungannya membentuk ekosistem. Kesejahteraan individu dan
keluarga tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan seluruh ekosistem.
3. Keluarga
menjalankan pemeliharaan atau fungsi ekonomi-fisik-biologis, serta fungsi
pengasuhan dan psikososial bagi anggotanya.
4. Daya
juang untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik merupakan landasan dari
beragam nilai perilaku manusia. Empat nilai utama yang berkontribusi terhadap
pencapaian tujuan hidup manusia adalah (1) kecukupan ekonomi yang membagi
manusia kedalam kategori kaya atau miskin; (2) keadilan; (3) kebebasan; dan (4)
kedamaian.
Beberapa asumsi penting yang menjelaskan dalil dasar
pengaruh teori sistem umum terhadap ekologi keluarga adalah:
1. Keluarga
merupakan bagian dari sistem kehidupan keseluruhan dan berinteraksi dengan
beragam lingkungan.
2. Keluarga
merupakan sistem yang adaptif, semi-terbuka, dinamis, dan perilaku serta
keputusannya diarahkan oleh tujuan.
3. Seluruh
bagian lingkungan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Lingkungan alam (fisik dan biologis) menyediakan sumberdaya esensial bagi
seluruh kehidupan, dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sosial budaya dan
lingkungan yang dibangun manusia (human-built
environment).
4. Keluarga
merupakan sistem transformasi energi dan membutuhkan energi tertentu untuk
pemeliharaan dan keberlangsungannya, untuk adaptasi dan berinteraksi dengan sistem
lain, juga untuk melakukan beragam fungsi kreatif.
5. Interaksi
antara keluarga dengan lingkungan dipandu oleh dua macam aturan yaitu: (1)
hukum alam fisik dan biologi, seperti hukum termodinamik; serta (2) aturan yang
diturunkan manusia seperti norma sosial.
6. Lingkungan
tidak menentukan perilaku manusia, tapi memberi batasan dan kendala sebagaimana
juga menyediakan peluang dan kesempatan bagi keluarga untuk mengoptimalkan
pemanfaatannya.
7. Keluarga
memiliki beragam tingkat kontrol dan kebebasan dalam interaksinya dengan alam.
8. Pengambilan
keputusan merupakan proses kontrol utama dalam keluarga yang mengarahkan
pencapaian tujuan individu dan keluarga. Secara kolektif keputusan dan aksi
keluarga memiliki dampak kepada masyarakat, budaya, dan lingkungan alam.
Penekanan keluarga sebagai sistem membawa kepada pemahaman
bagaimana sistem keluarga berjalan serta melaksanakan fungsi dan peran yang
diembannya. Sebagaimana sebuah sistem, keluarga terdiri dari komponen-komponen
yang saling terkait satu sama lain, dimana perubahan dalam satu komponen akan
mengubah komponen lainnya, untuk mempertahankan sistem senantiasa dalam suatu
keseimbangan atau homoestasis. Menurut Von Bertalanffy (1962) sebagaimana diacu
Melson (1980), homeostasis merupakan suatu mekanisme pengaturan yang berfungsi
untuk mempertahankan sistem.
Sebagai sistem, keluarga berkaitan dengan beragam fungsi
yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan, oleh karenanya keberlangsungan
sistem juga mendapat perhatian dalam beragam kajian. Menurut Talcott Parson
(Hamilton 1983; Winton 1995) terdapat empat masalah fungsional utama dalam
keberlangsungan sistem yaitu: (1) masalah adaptasi mengacu pada perolehan
sumberdaya atau fasilitas yang cukup dari lingkungan luar sistem, dan kemudian
mendistribusikannya di dalam sistem; (2) masalah pencapaian tujuan mengacu pada
gambaran sistem aksi dalam menetapkan tujuan, memotivasi dan memobilisasi usaha
dan energi dalam sistem untuk mencapai tujuan; (3) masalah integrasi mengacu
kepada pemeliharaan ikatan dan solidaritas, dan melibatkan elemen tersebut
dalam mengontrol, memelihara subsistem, dan mencegah gangguan utama dalam
sistem; serta (4) masalah latency
mengacu kepada proses dimana energi dorongan disimpan dan didistribusikan di
dalam sistem, melibatkan dua masalah saling berkaitan yaitu pola pemeliharaan
dan pengelolaan masalah atau ketegangan. Sistem sosial akan hancur atau pecah
jika tidak mengelola keempat masalah fungsional tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Berns, R. M.
(1997) Child, Family, School, Community.
Socialization and Support. Hartcourt Brace College Publishers. Orlando,
USA.
Boss, P. G.,
Willian J. Doherty, Ralph LaRossa, Walter R. Schumm and Suzanne K. Steinmetz
(1993) Sourcebook of Family Theories and
Methods. A Contextual Approach. Plenum Press. New York & London
Bronfenbrenner,
U. (1970) Two Worlds of Childhood US and
USSR. Simon and Schuster. New York.
Bronfenbrenner,
U. (1979) The Ecology of Human
Development. Cambridge MA. Harvard University Press.
Bubolz, M.
M., and M. Suzanne Sontag (1993) “Human Ecology Theory” dalam Boss, Doherty, LaRossa, Schumm, and Steinmetz. Sourcebook of Family Theories and Methods. A
Contextual Approach. Plenum Press. New York and London.
Capra, Fritjof (tt) Ecology and Community. Center for
Ecoliteracy. Berkeley, California.
Conrad, C.,
and Rebecca Novick (1996) “The Ecology of The Family. A Background Paper for A
Family-Centered Approach to Education and Social Service Delivery” dalam www.nwrel.org/cfc/publications/ecology2
Deacon R.
E., and Francile M. Firebaugh (1988) Family
Resource Management. Principle and Application. 2nd Edition. Allyn and
Bacon, Inc. London & Sydney
Dunst, C.
J., Carol M. Trivette (1988) “Toward Experimental Evaluation of The Family,
Infant and Preschool Program” dalam Weiss,
H. B., and Francine H. Jacobs. Evaluating
Family Programs. Aldine De Gruyter. New York.
Erich Fromm
(1955) The Sane Society. A Fawcett
Premier Book, reprinted by arrangement Holt, Rinehart & Winston, Inc. New
York.
Hamilton, P.
(1983) Key Sociologist. Talcott Parsons.
Tavistock Publications and Ellis Horwood Limited. USA.
Kaminer,
Wendy (1990) A Fearful Freedom. Women’s
Flight from Equality. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. New York.
Klein, D. M.,
and James M. White (1996) Family
Theories. An Introduction. Sage Publications. London.
Leiner,
Marvin., and Robert Ubei (1978) Children
are Revoluton. Day Care in Cuba. Penguin Books. Middlesex, England.
Melson, G.
F. (1980) Family and Environment. Burgess
Publishing Company. Mineapolis, Minnesota.
Rice, A. S.,
and Suzanne M. Tucker (1986) Family Life
Management. Sixth Ed. McMillan Publishing Company. New York.
Riesman, D.,
Nathan Glazer, and Reueul Denney (1961). The
Lonely Crowd. Yale University Press. New York.
Saxton,
Lloyd (1990) The Individual, Marriege,
and The Family. Seventh ed. Wardsworth Publishing Company. Belmont,
California.
Stafford,
L., and Marianne Dawton (1995) “Parents-Child Communication Within the Family
Sistem” dalam Socha, T. J., and Glen H.
Stamp. Ed. (1995) Parents, Children, and
Communication. Frontier of Theory and
Research. Lawrence Erlbaum Associates. Inc. USA.
Stillman, A. Susman, Karen Appleyard, and Jessica
Siebenbruner (2003) For Better or For
Worse; An Ecological Perspective on Parent’s Relationships and Parent-Infant
Interaction.
Sunarti, E.
(2001) Studi Ketahanan Keluarga dan
Ukurannya; Telaah Kasus Pengaruhnya Terhadap Kualitas Kehamilan. Disertasi
Pada PS Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pasca Sarjana IPB.
Tidak dipublikasikan.
Sussman, M.
B., and Suzanne K. Steinmetz (1987) Handbook
of Marriage, and The Family. Plenum Press. New York & London.
Winton, C.
A. (1995) Frameworks for Studying
Families. The Dushkin Publishing Group, Inc. Guilford, Connecticut.
Yorburg, B.
(1983) Families and Societies. Survival
or Extinction ? (revised edition of The Changing Family). Columbia
University Press. New York.
Zeitlin,
Megawangi, E. M. Kramer, Nancy D. Colletta, E. D. Babatunde, and David Garman
(1995) Strengthening The Family.
Implications for International Development. The United Nations University
Press. Tokyo.
- makalah ekologi, ekologi manusia dan lingkungan hidup
- memahami ekologi keluarga
- memahami ekologi manusia dan kesadaran individu
ini tulisan siapa ya ? koq tidak dicantumkan penulisnya.
ReplyDeleteRasanya saya mengenal siapa penulis tulisan ini.
Merkur Futur Adjustable Safety Razor - DACCASINO
ReplyDeleteThe Merkur Futur adjustable is a perfect fit for men 메리트 카지노 주소 looking to learn and to get started at a lighter, more experienced, and comfortable position. Rating: 5 · 4 reviews
Borgata Hotel Casino & Spa Announces $500 Million
ReplyDeleteBorgata 경산 출장마사지 Hotel 하남 출장안마 Casino & Spa is marking the first 경기도 출장안마 phase of 광명 출장샵 its five-year extension into the world's largest 군포 출장안마 casino-hotel.